Rabu, 24 November 2010

Menelaah Rumah Toko

Menelaah Rumah Toko

Maraknya pembangunan rumah toko dan rumah kantor di kota-kota besar membuat orang bertanya, mengapa tipe seperti itu yang banyak dibuat?
Ide awal rancangan ruko (rumah toko) atau rukan (rumah kantor) yang kini sedang menjamur di kota-kota besar di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak dulu. Perkampungan “kota Cina” pada abad ke-11 di timur laut Sumatera diyakini sebagai pecinan yang pertama di Indonesia. Demikian dokumentasi Marco Polo ketika mengunjungi permukiman tersebut di akhir abad ke-13. Meski tak ada bukti otentik, permukiman awal ini sedikit banyak telah mempengaruhi terbentuknya bangunan ruko.
Bangunan ruko itu sendiri adalah salah satu tipe dari beberapa tipe rumah pada permukiman Cina peranakan. Berbeda dengan permukiman di daratan Cina—tiap rumahnya berupa kompleks bangunan dilengkapi dengan courtyard—pecinan yang ada di Indonesia terbentuk dari gugusan ruko-ruko milik orang “biasa” yang sederhana, sempit, dan minim ornamen. Meski demikian, tipe bangunan ruko sebetulnya merupakan solusi dari keterbatasan lahan yang tersedia.
Rumah Cina Peranakan Tipe Ruko
Rumah toko pecinan (chinese shophouse) terdiri dari 2 lantai. Bangunan ini merupakan gabungan dari dua kebutuhan untuk hidup yakni mencari nafkah (alasan komersial) dan kebutuhan bertempat tinggal. Lantai 1 digunakan untuk tujuan komersial seperti tempat menjual barang atau jasa, sedangkan fungsi rumah ada di lantai atas.
Denahnya berbentuk persegi empat dengan satu sisi memanjang ke belakang dan sisi lainnya (bagian depan/fasad) berbentuk sempit. Akibat bentuk ini maka pengaturan ruang dan sirkulasinya berpola linier. Meskipun salah satu sisinya sempit (kurang lebih hanya 5 m) dengan panjang 20 meter, pengaturan seperti ini ternyata paling efisien. Lahannya terbatas tapi mampu memuat beragam fungsi sekaligus.
Tiap unit ruko terletak berdempetan dengan unit ruko lainnya. Perkembangannya pun secara linier ke samping, sehingga permukiman pecinan umumnya berupa deretan yang panjang dan saling berhadapan. Terdapat jalur sirkulasi manusia atau kendaraan sebagai pemisah bangunan yang berhadapan. Kawasan belanja Pasar Baru (jalur pedestrian) adalah salah satu contoh pecinan yang masih ada saat ini dengan pola permukiman seperti dijelaskan di atas.
Rumah Toko Dewasa Ini
Lantas bagaimana dengan ruko dan rukan yang ada sekarang? Ramainya pusat perbelanjaan saat ini menyebabkan banyak sekali bangunan ruko baru yang memenuhi ruang kota. Prinsip dasar rancangan ruko masih menerapkan pakem-pakem seperti jaman dahulu, seperti pola denah yang memanjang ke belakang, terdiri dari 2 – 4 lantai, dan letaknya berjajar-jajar.
Bedanya, fungsi rumah di lantai atas telah banyak dihilangkan. Kini ruko/rukan hanya menampung kegiatan komersial. Lantai atas telah berubah fungsinya; ada yang dijadikan tempat berjualan, tempat kerja, bahkan tempat penyimpanan barang (gudang). Hm, kalau seperti itu mestinya nama bangunan bukan ruko/rukan lagi, ya? (mya / edited: bil)

KOPAS MANIA: http://www.tabloidrumah.com/?p=2711

Tidak ada komentar:

Posting Komentar