Rabu, 24 November 2010

Menata Rumah Agar Tidak Monoton

Menata Rumah Agar Tidak Monoton


Betapa sulitnya mengatur rumah ukuran mungil. Begitu banyak ruang yang diinginkan, tapi begitu sedikit lahan yang tersedia. “Seandainya rumahku besar…”
Kelanjutan kalimat ini biasanya adalah, “tentu ngatur-nya lebih gampang”. Begitukah?
Belum tentu. Sebenarnya menata ruang dan interior di rumah mungil agar tidak terlihat sempit, sama sulitnya dengan mengolah ruang besar agar tidak monoton.
Bagaimana membuat sebuah ruang yang besar agar tidak terlihat kosong sehingga menyerupai aula? Bagaimana agar ruang yang besar ini tetap menebarkan kehangatan yang semestinya dimiliki rumah tinggal? Dan bagaimana pula menempatkan ruang dan perabot biar tetap terlihat indah dan tidak menyerupai showroom?
Percayalah, pertanyaan-pertanyaan ini tidak demikian mudahnya dijawab, apalagi dengan aplikasi konkrit. Tapi di kediaman Kadek Sardjana dan Ratna ini, Anda bisa melihat bagaimana tantangan itu dipecahkan.
Lantai 1 rumah ini merupakan ruang yang sangat luas. Untuk menciptakan keteraturan, ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, yang semua berada di lantai ini dibuat seolah-olah terpisah. Ruang makan dan dapur terpisah akibat ketinggian yang berbeda (mezanin), sementara ruang tamu terpisah karena dibatasi dinding. Sementara untuk mengatasi kesulitan penataan di ruang keluarga yang sangat luas (dan juga tinggi karena berupa void), setiap sudut ditata layaknya sebuah ruang mungil yang berdiri sendiri.
Mungkin saat ini rumah Anda berukuran mungil. Tapi ide-ide ini barangkali bisa menjadi inspirasi untuk menata kembali rumah orangtua yang biasanya berlahan besar, atau menata rumah Anda di tanah warisan di daerah pinggiran bila saatnya dibangun nanti.
Foyer Berupa Lorong
Rumah ini berada di tanah yang lebih tinggi dibandingkan jalan di depannya. Untuk memasuki bagian dalam, kita harus menaiki tangga.
Rumah ini sengaja dibuat dengan teras yang sangat kecil. Jadi begitu menapaki anak tangga terakhir, sampailah kita di pintu utama. Begitu pintu utama dibuka, kita dihadapkan pada sebuah dinding dengan meja konsol berisi pajangan. Bila kita ke kiri akan menjumpai kamar mandi untuk tamu, dan bila ke kanan akan menjumpai ruang tamu. Ruang tempat meja konsol berada ini menyerupai lorong yang difungsikan sebagai foyer (ruang antara sebelum memasuki bagian dalam rumah).
Ruang Tamu Terpisah
Apabila ingin mendapatkan privasi saat menerima tamu, atau sebaliknya tidak ingin privasi terganggu oleh tamu, buatlah ruang tamu terpisah. Di sini, ruang tamu dibuat seakan-akan terpisah dari ruang keluarga. Ruang tamu yang terbilang kecil untuk ukuran rumah seluas ini, menyerupai sebuah kamar dengan lubang sebesar pintu yang menghubungkannya dengan ruang keluarga.
Ruang Makan Mezanin

Sekalipun biasanya letaknya berdekatan, ruang  makan sudah selayaknya mendapat sedikit privasi dari ruang keluarga. Apalagi untuk rumah dengan ruang tamu kecil, sehingga tamu sering diterima di ruang keluarga. Namun bagaimana memprivasikan ruang makan ini tanpa meninggalkan keindahan bentuk ruang?
Satu cara yang bisa dipilih adalah dengan membuat mezanin. Ruang makan di sini dibuat 1,5 m lebih tinggi dari ruang keluarga. Untuk mencapainya, kita harus menaiki tangga setengah perjalanan menuju lantai 2. Sebagai pemanis, dinding bagian bawah ruang makan ini dilapisi batu alam (batu kali) yang diberi warna hitam dan krem berselang-seling.
Bagian bawah ruang makan ini digunakan untuk garasi. Garasi ini sejajar (ketinggian sama) dengan jalan di depan rumah.
Pemandangan dari Ruang Makan
Ruang makannya sendiri menghadap ke jalan di depan rumah. Apabila pintu lipat kaca dibuka, terhamparlah pemandangan luas ke arah luar. Kebetulan, di seberang rumahnya tidak ada bangunan, melainkan tanah yang ditumbuhi pohon-pohon, sehingga didapatlah pemandangan segar dari ruang makan. Selesai makan kita bisa duduk-duduk di balkon yang bila pintu dilipat jadi menyatu dengan ruang makan.
Dapur Modern nan Simpel
Satu-satunya ruang di rumah ini yang terlihat sangat modern adalah dapur bersih. Di dapur yang bersisian dengan ruang makan ini, warna kuning dan biru berpadu menghasilkan suasana dapur yang cerah. Perabot bergaya modern mengisi dapur yang tidak terlalu besar ini. Lemari pendek di bagian tengah berfungsi sebagai tempat simpan gelas dan piring. Meja breakfast di sebelah lemari sering digunakan untuk makan bila hanya berdua.
Meja Bar Sebagai Antara
Masih berada dalam lingkup ruang keluarga dan tepat berada di sisi tangga menuju ruang makan, terdapat sebuah meja bar berbentuk “L”. Bagian dalam meja digunakan untuk menyimpan gelas dan minuman keras.
Meja berwarna coklat gelap dengan sudut tumpul ini tingginya 113 cm, lebar daun meja 35 cm (dilapis kaca), dan lebar bagian bawah 18 cm.
Rak Pajang Menempel pada Dinding

Ruang keluarga yang luas dan tinggi ini diisi seperangkat sofa dari bahan kulit dengan meja kayu. Di salah satu bidang dindingnya menempel rak-rak pajang yang terbuat dari kayu jati tebal dan meja TV.
Ruang keluarga ini bersebelahan dengan ruang makan. Karena posisinya yang lebih rendah dari ruang makan, area ini justru terlihat seperti sebuah sudut yang hangat dan nyaman.
Kursi Goyang di Dekat Pintu

Di sudut lain ruang keluarga, berseberangan dengan meja TV, diletakkan pula dua buah rak kayu jati yang mengapit meja konsol. Rak ini dipenuhi pajangan, foto-foto keluarga, dan beberapa buku. Sebuah kursi goyang/kursi malas dengan foot stool diletakkan di sudut ini. Area kecil di dekat pintu yang mengarah ke halaman belakang ini jadi
Tangga Kayu Gelondongan
Tangga rumah ini berada di sisi kiri belakang bangunan. Berawal dari garasi, naik satu tahap kita akan sampai di ruang makan. Kemudian naik satu tahap lagi, kita akan berada di lantai 2.
Anak tangganya terbuat dari kayu gelondongan yang dipapas bagian atasnya. Sekalipun tinggi, tangga ini cukup nyaman ditapaki. Anak tangganya memiliki lebar 30 cm, sedangkan tinggi anak tangga 19 cm.

KOPAS MANIA: http://www.tabloidrumah.com/?p=2702

Tidak ada komentar:

Posting Komentar