Selasa, 23 November 2010

Minuman Soda Perbesar Risiko Encok

Minuman Soda Perbesar Risiko Encok


Minuman Soda Perbesar Risiko Encok
KEMBALI lagi, kabar buruk bagi Anda penggemar soda, terutama yang meminumnya hampir setiap hari. Para ilmuwan dari Universitas Boston mengemukakan bahwa meminum soda hampir setiap hari bisa memperbesar risiko terkena encok.

Encok diketahui merupakan peradangan yang menimbulkan rasa nyeri karena meningkatnya kadar asam urat pada darah yang kemudian mengalir ke otot.

Menurut Wikipedia, air soda merupakan sejenis air yang dikarbonasikan dan dibuat bersifat efervesen dengan penambahan gas karbon dioksida di bawah tekanan. Air soda mendapatkan namanya dari garam natrium yang dikandungnya mengatakan senyawa 'bergaram,' menambah kualitas yang berbeda bagi sejumlah minuman beralkohol dan tanpa alkohol.

Dalam penelitian yang telah digelar selama 22 tahun, ditemukan bahwa orang yang baru saja meminum segelas soda berpemanis langsung mendapatkan risiko peradangan tersebut.

Tak hanya soda biasa, tapi diet soda pun ternyata memiliki dampak yang sama. Dalam banyak penelitian sebelumnya diketahui bahwa soda dengan pemanis buatan memiliki efek yang buruk bagi tubuh, terutama dalam hal penambahan berat badan hingga risiko obesitas. Hal itu terjadi karena pemanis buatan membuat tubuh selalu merasa lapar.

Lalu, bagi para penggemar soda, apa sebaiknya minuman yang bisa menggantikan posisi minuman ringan tersebut? Terutama bagi para perempuan, minumlah air atau teh hijau yang sudah pasti akan membuat kulit lebih sehat dan segar. Atau Anda boleh saja mencari pilihan minuman lain tanpa soda dan tanpa pemanis buatan yang mengandung bahan kimia. (Pri/OL-06)

KOPAS MANIA:  http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/11/15/3352/3/Minuman-Soda-Perbesar-Risiko-Encok

Ciuman Tularkan Alergi

Ciuman Tularkan Alergi
 
Ciuman Tularkan Alergi

ANDA kini sebaiknya lebih selektif dalam memilih pasangan untuk berciuman. Karena kini, diketahui bahwa, ciuman bisa memicu Anda tertular beberapa jenis alergi seperti terhadap makanan dan obat yang diderita pasangan Anda.

Saat berciuman, karena aktivitas itu menguras emosi dan membuat bersemangat, beberapa orang bisa menghantarkan bahan kimia alami dari tubuh mereka selama aktivitas fisik itu, termasuk sifat alergi.
 
Alergi karena berciuman biasanya terjadi pada seseorang yang menderita alergi terhadap obat-obatan. Gejala yang mungkin timbul biasanya berupa, pembengkakan pada bibir atau tenggorok, ruam, gatal-gatal, dan bersin.
Untuk meminimalisasinya, ahli alergi menyarankan agar pihak yang tidak menderita alergi sebaiknya menggosok gigi, berkumur, atau menghindari makanan atau obat penyebab alergi selama 16-24 jam sebelum mencium pasangannya yang menderita alergi.

Adapun untuk Penemuan ini telah dipublikasikan pada pertemuan ilmian tahunan American College of Allergy, Astma, and Immunology di Phoenix, 11-16 November 2010.(Pri/OL-06)


KOPAS MANIA: http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/11/18/3361/2/Ciuman-Tularkan-Alergi
Tahi Lalat Pertanda Tubuh Lebih Sehat
 
Tahi Lalat Pertanda Tubuh Lebih Sehat
PERHATIKAN, apa kesamaan para selebritas seperti Revalina S Temat, Ita Purnama Sari, sampai supermodel Cindy Crawford? Ya, mereka sama-sama memiliki tahi lalat di wajah. Tak seperti beberapa selebritas lainnya yang memutuskan untuk menghilangkan tahi lalat, mereka hingga kini tetap mempertahan tanda lahir itu.

Pilihan mereka tak salah karena menurut para ahli tak perlu merasa malu bila memiliki tahi lalat di wajah karena justru itu menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang sehat.

Menurut hasil penelitian yang diselenggrakan King's College London, tahi lalat menandakan bahwa si empunya memiliki tulang yang kuat melebihi orang normal. Karena itu, risiko mengidap osteoporosis pun jauh lebih kecil.

Orang bertahi lalat juga memiliki keriput lebih sedikit. Adapun keuntungan lain menurut The Daily Mail yakni otot, mata, dan hati yang lebih kebal terhadap penyakit.

Tahi lalat merupakan hasil sel yang terbagi secara cepat yang menyebabkan pigmen kulit menghitam, biasanya terjadi di masa kanak-kanak. Tahi lalat pada umumnya akan menghilang seiring dengan penambahan usia biasanya pada paruh baya, tapi pada beberapa orang ada pula tahi lalat yang menyebar ke bagian kulit lain.

Pada studi terhadap 1.200 perempuan kembar nonidentik berusia antara 18-79, tim menemukan bahwa mereka yang memiliki lebih dari 100 tahi lalat di tubuhnya memiliki risiko lebih kecil terkena osteoporosis ketimbang yang hanya memiliki 25 tahi lalat saja. Orang yang memiliki banyak tahi lalat juga diketahui memproduksi sel darah putih dengan telomere lebih panjang sehingga lebih mampu mencegah kerusakan DNA.

Ahli genetis Profesor Tim Spector, kepada The Sunday Times, mengungkap hasil penemuan yang sama juga telah dipublikasikan di Brisbane, Australia. Hasil ini relevan baik untuk pria amupun perempuan. (Pri/OL-06)


KOPAS MANIA:  http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2010/11/23/3381/2/Tahi-Lalat-Pertanda-Tubuh-Lebih-Sehat

Enam Kesalahan Di Facebook Picu Pemecatan


Enam Kesalahan Di Facebook Picu Pemecatan  


 
TEMPO/Kink Kusuma Rein
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebuah survei terbaru dari perusahaan keamanan Proofpoint menemukan tujuh persen perusahaan telah memecat karyawannya karena aktivitasnya di situs media sosial seperti Facebook dan Twitter. Dua puluh persen perusahaan "menghukum" karyawannya yang melanggar disiplin kantor karena "terlalu sibuk" mengurusi jejaring sosialnya.

Survey inilah yang menginspirasi Megale untuk membuat sebuah grup di Facebook bernama, "Dipecat Karena Facebook." Dari grup itu terpilih enam jenis postingan di Facebook atau Twitter yang menyebabkan penggunanya menjadi pengangguran.

1. Posting berisi komentar negatif tentang pekerjaan atau perusahaan Anda.
Sebaiknya tidak melampiaskan kekesalan terhadap kebijakan di kantor melalui situs jejaring sosial karena masalah itu akan diketahui orang banyak dan mempengaruhi citra Anda dan perusahaan tentunya.

2. Membela Bos Anda mati-matian dalam "perseteruan" online.
Ini adalah kebalikan dari saran sebelumnya. Meskipun Anda merasa tidak ada masalah dengan komentar yang diposting, namun sadarilah apabila Anda bukan juru bicara perusahaan yang profesional. Sehingga bisa saja komentar tersebut justeru merugikan perusahaan.

3. Membeberkan rahasia perusahaan.
Apabila Anda mengetahui rahasia perusahaan Anda, sebaiknya jangan membeberkanya ke situs jejaring sosial. Misalnya, perusahaan akan mengusulkan beberapa nama untuk di-PHK dalam waktu dekat, sebaiknya konfirmasikan terlebih dahulu spekulasi itu di internal perusahaan.

4. Menyembunyikan identitas dan berpura-pura menjadi orang lain.
Etikanya, seorang karyawan tentunya tak perlu menyembunyikan identitas atau hubungannya dengan perusahaan tempatnya bekerja.

5. Mengeksplorasi kehidupan pribadi sampai kegiatan rekreasi.
Telalu sering membicarakan kehidupan dan aktivitas pribadi di situs jejaring sosial bisa saja mempengaruhi kondite Anda di perusahaan.

6. Memposting gambar "aneh"
Caitlyn Davis, seorang karyawan sebuah perusahaan di Amerika Serikat dipecat gara-gara foto di akun Facebook-nya yang menampilkan jari tengahnya mengacung dengan kulit yang ditutupi gambar-gambar "aneh".

PC World|Rini 

KOPAS MANIA: http://www.tempointeraktif.com/hg/tips/2010/09/28/brk,20100928-281120,id.html

Rahasia Kucing Menyeruput Susu

Hasil Penelitian
Inilah Rahasia Kucing Menyeruput Susu

shutterstock
JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa peneliti Amerika Serikat, Kamis (11/
11/2010), mengungkapkan rahasia cara kucing menghirup air atau susu dengan sangat anggun, fenomena yang berlangsung sangat cepat sehingga tak dapat diikuti oleh pandangan manusia.

Kucing termasuk di antara banyak spesies yang, tak seperti manusia, tak dapat menutup mulut dan menyedot.

Dengan bantuan dari video berkecepatan tinggi yang direkam mengenai cairan yang dihirup oleh kucing, para peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan Princeton University mendapati kucing rumahan dan kucing liar seperti harimau menyeimbangkan daya tarik bumi dan kelambanan saat mereka menyedot cairan.

Penelitian tersebut akan disiarkan di jurnal Science terbitan Jumat (12/11/2010). Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa ketika kucing memasukkan lidah mereka ke dalam mangkuk cairan, permukaan lidahnya mula-mula menyentuh cairan, lalu ujungnya yang melengkung seperti huruf J membentuk sejenis sendok besar.

Itu pertama kali diamati oleh seorang insinyur MIT, yang merekam kucing yang sedang menghirup cairan pada 1940, demikian laporan kantor berita Prancis, AFP.

Namun, dengan mempelajari gambar tersebut, para peneliti sekarang dapat memutuskan bahwa tak ada dampak sendok. Akan tetapi, lidah kucing malah bergerak ke luar dan masuk mulutnya dengan sangat cepat sehingga tindakan itu membentuk satu lajur cairan.

"Kucing, tak seperti anjing, tak mencemplungkan lidah mereka ke dalam cairan sehingga membentuk seperti sendok," demikian antara lain isi pernyataan dari Departemen Rekayasa Lingkungan Hidup dan Sipil MIT.

Malah, ujung lidah kucing yang mulus "nyaris tak menyentuh permukaan cairan sebelum kucing tersebut dengan cepat menarik lidahnya kembali ke dalam mulut".

"Karena kucing tersebut melakukan tindakan itu, satu lajur susu terbentuk di antara lidah yang bergerak dan permukaan cairan. Kucing kemudian menutup mulutnya, dan menjepit ujung lajur cairan agar dapat menikmati minumannya, sementara hewan tersebut menjaga dagunya tetap kering," katanya.

Lajur cairan itu "diciptakan oleh keseimbangan lembut antara daya tarik bumi, yang menarik cairan kembali ke mangkuk, dan kelambanan, yang di dalam ilmu fisika, merujuk kepada kecenderungan cairan atau benda apa pun, terus bergerak di satu arah kecuali kekuatan lain ikut campur".

Kucing "secara insting mengetahui cara dengan cepat menyedot dengan tujuan menyeimbangkan kedua daya itu, dan kapan untuk menutup mulutnya. Jika hewan tersebut menunggu sedetik saja, kekuatan daya tarik bumi akan mengambil alih kelambanan sehingga lajur itu terpecah, sehingga cairan tersebut jatuh lagi ke dalam mangkuk, dan lidah kucing itu masuk ke dalam mulutnya dalam keadaan kosong".

Kucing rata-rata melakukan jilatan empat kali per detik. Masing-masing jilatan membawa sebanyak 0,1 mililiter cairan, kata para peneliti tersebut. Ditambahkannya, kucing yang lebih besar menjilat dengan cara yang lebih lamban.
Kucing, tak seperti anjing, tak mencemplungkan lidah mereka ke dalam cairan sehingga membentuk seperti sendok.
antara
Sumber :
 
 
KOPAS MANIA: http://sains.kompas.com/read/2010/11/13/0931571/Inilah.Rahasia.Kucing.Menyeruput.Susu

Asem Buto

The African Baobab
Mengenal Lebih Dekat Asem Buto

shutterstock
Ilustrasi Pohon Baobab
KOMPAS.com -
Akhir pekan lalu, dua pokok pohon raksasa African Baobab (Adansonia Digitata) berhasil dipindahkan dari halaman sebuah perusahaan agrobisnis di Subang, Jawa Barat, ke lahan di sekitar Gedung Rektorat Universitas Indonesia (UI), di Depok, Jawa Barat. UI berencana memiliki 10 pokok pohon yang oleh masyarakat lokal dikenal dengan nama Kitambleg atau Asem Buto itu.
Apakah keistimewaan pohon yang kini diperkirakan berusia 160 tahun itu? Dan, mengapa Ul tertarik untuk memiliki pohon yang untuk memindahkan satu pokoknya saja membutuhkan biaya sekitar Rp 100 juta itu?
Rektor Ul, Gumilar Rusliwa Somantri, mengatakan, Ul akan meneliti secara lebih mendalam manfaat dari African Baobab. Pasalnya, menurut sebuah penelitian di Jerman, berbagai bagian dari pohon yang disebut Superfruit itu mempunyai kandungan nutrisi yang tinggi dan berguna bagi kesehatan.
Kandungan vitamin C dari buah Baobab disebutkan sangat tinggi. bahkan hingga enam kali lebih banyak dari yang terkandung dalam jeruk. Kadar kalsiumnya lebih banyak dart yang terdapat di susu. Dan, bukan itu saja.
"Daun dart pohon ini dapat dipergunakan untuk bahan lalap atau sayur, yang mengandung mineral sangat tinggi," kata Gumilar.
Di Eropa, buah pohon Baobab diterima sebagai produk alam dari Afrika yang daging buahnya diproduksi dalam kemasan bubuk yang khusus dipergunakan masyarakat Eropa, sebagai penambah bahan untuk mengolah sup dan berbagai makanan olahan lainnya.
Kulit pohon Baobab tersebut juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan masyarakat, seperti bahan membuat tali, dan pakaian. Berbagai kandungan zat dalam pohon itu juga dipergunakan sebagai ramuan dalam pengobatan tradisional.
"Program studi Herbal Medicine UI (program Strata 2) akan melakukan penelitian terhadap pohon tersebut," ujar Gumilar.
Menurut dia, pohon Baobab berpotensi menjadi pohon masa datang untuk mengawal peradaban manusia. Pohon ini juga dapat menjadi solusi dalam menghadapi kekurangan pangan, air dan energi pada isu pemanasan global, perubahan iklim dan pertambahan penduduk yang terus mengalami peningkatan.
"Kalau kita dapat mengonsumsi padi dengan kandungan nutrisi yang tinggi seperti yang ada dalam buah Baobab, kebutuhan vitamin dan lainnya sudah dapat terpenuhi hanya dengan mengonsumsi padi jenis ini," kata Gumilar.
Saat ini, sudah ada tujuh pohon African Baobab yang dikonservasi di UI. UI bekerja sama dengan PT Waskita Karya, perusahaan konstruksi yang memiliki peralatan berat, untuk memindahkan pohon-pohon yang tingginya sekitar 45 meter dan beratnya mencapai 50 ton itu.
Sebanyak 5 pohon dipindahkan dari lahan milik PT Rajawali Nusantara Indonesia, badan usaha milik negera yang bergerak di bidang pembuatan gula di Cirebon, Jawa Barat. Kelima pohon Baobab itu dipindahkan sekitar dua bulan lalu, dan kini sudah mulai tumbuh pucukpucuknya.
Adapun dua pohon yang terbaru, berasal dari lahan milik PT Sang Hyang Seri (SHS), perusahaan yang bergerak di bidang pertanian di Subang, Jawa Barat. Dalam waktu dekat, sebanyak tiga pohon Baobab lagi dari lahan SHS juga akan dipindahkan ke UI. Sehingga nantinya, UI akan memiliki 10 pohon Asem Buto tersebut. (dra/dari berbagai sumber)

kopas mania:        http://sains.kompas.com/read/2010/11/18/10433788/Mengenal.Lebih.Dekat.Asem.Buto

Redam Kebisingan dengan Jerami

Redam Kebisingan dengan Jerami

KOMPAS.com - Peredam suara berbahan karpet? Itu sudah biasa. Tapi, bagaimana kalau peredam suara itu menggunakan bahan-bahan yang semula dianggap sampah, seperti jerami? Selain bisa meredam kebisingan dan membuat ruang dengar Anda nyaman, penggunaan bahan itu juga memiliki semangat daur ulang. Keren kan ....

Budi Santoso, Novita Sari dan Elis Kartika Sari, siswa-siswa dari SMK Boedi Oetomo 2 Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah berusaha meniciptakan peredam suara dari bahan jerami padi. "Kami merasa, jerami padi itu melimpah di daerah kami, tetapi pemanfaatannya kurang efektif. Makanya kami memanfaatkan jerami untuk peredam suara," kata Elis mengungkapkan alasan pembuatan peredam suara berbahan jerami tersebut, Senin (22/11/2010) di Depok.

Diakui para peneliti remaja itu, kreasi peredam suara berbahan dasar jerami ini bukanlah yang pertama. "Sebelumnya, pernah ada yang membuat peredam suara dari bahan jerami, tetapi perekatnya menggunakan semen, jadi berat. Di sini, kami menggunakan perekat dari bahan kanji dan resin," tandas Elis mengungkapkan nilai kebaruan dari penelitiannya.

Untuk melakukannya, Elis bersama rekannya mengumpulkan jerami dan mengeringkannya terlebih dahulu. Setelah kering, jerami tersebut dipotong menjadi bagian-bagian kecil. Selanjutnya, jerami dicampur dengan bahan perekat, ada juga yang dicampur dengan kanji yang dicampur air, ada pula yang dicampur dengan resin yang sudah dicampur dengan kloroform.

Jumlah jerami yang dicampur dengan perekat disesuaikan dengan ukuran peredam suara yang akan dibuat. Untuk ukuran 10 x 10 cm misalnya, jumlah jerami yang dibutuhkan adalah 100 gram. "Setelah dicampur, campuran jerami dan bahan perekat dicetak, bisa berbentuk bulat, bisa juga berbentuk kotak atau yang lain. Kemudian, bahan ini di-press dengan alat press," terang Elis menguraikan langkah selanjutnya.

Elis telah menguji keefektifan peredam suara berbahan jerami ini. Ia menggunakan sebuah kotak kayu yang dilubangi di bagian atasnya. Lubang bagian atas tersebut kemudian dihubungkan dengan pipa pralon kecil. Bagian kotak kayu diisi dengan sumber suara dan bagian tengah pipa diisi dengan peredam berbahan jerami. Selanjutnya, pengukuran suara setelah diredam dengan jerami dilakukan menggunakan alat bernama Sound Level Meter.

"Untuk campuran jerami dengan kanji, koefisien penyerapan suaranya adalah 0,27. Kalau campuran jerami dengan resin, koefisien penyerapannya adalah 0,51," jelas Elis. Bisa dikatakan, kebisingan yang ditimbulkan oleh sumber suara berkurang sekitar 27 persen dan 51 persen. Jika koefisien penyerapannya adalah 1, maka tak ada lagi suara dari sumber kebisingan yang terdengar. Saat kompas.com mencoba alat ini, volume suara memang berkurang, namun suara masih terdengar.

Lalu, di mana alat ini seharusnya diaplikasikan? Budi santoso mengungkapkan, "Bisa dipasang di dinding atau di bagian dalam mobil misalnya." Ia menjelaskan, jerami bisa dipasang di dalam mobil bagian atas dan samping, kemudian dilapisi bahan seperti fiber untuk menutupnya. Bahan jerami ini juga bisa dipakai untuk membuat ruangan kedap suara, menggantikan bahan peredam suara yang ada saat ini.

Ditanya tentang jumlah jerami yang dibutuhkan untuk melapisi bagian dalam mobil, Budi mengatakan bahwa timnya belum siap mengaplikasikan hingga sejauh itu. Menurutnya, masih perlu langkah lanjut untuk mewujudkannya.

Ide pembuatan peredam suara dari jerami ini dipresentasikan dalam Loba Karya Ilmiah Remaja ke 42 yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Depok, Jawa

kopas mania:    http://sains.kompas.com/read/2010/11/22/23144919/Redam.Kebisingan.dengan.Jerami